Alam semesta dulunya merupakan suatu cairan yang super panas sesaat
setelah kelahirannya, menurut hasil pertama eksperimen reka ulang
kondisi Big Bang atau Ledakan Dahsyat.
the Large Hadron Collider - Foto: Flickr
Para ilmuwan yang bekerja di penghancur partikel terbesar di dunia yaitu the Large Hadron Collider di CERN
dekat Jenewa, Swiss menemukan bahwa sup eksotik bersuhu lebih dari 10
trilyun derajat Celsius tercipta segera setelah kelahiran alam semesta.
Material lengket dan panas yang dikenal sebagai plasma kuark-gluon bersifat seperti cairan panas, menurut hasil temuan mereka.
Hal ini menyediakan lingkungan sempurna bagi partikel-partikel pertama
dan atom-atom untuk terbentuk yang kemudian menghasilkan bintang-bintang
dan galaksi-galaksi di sekitar kita saat ini. Demikian seperti yang
dikutip dari Telegraph (20/11/10).
Temuan tersebut mengejutkan para fisikawan karena temuan tersebut
membantah pandangan yang sudah diterima tentang apa yang terjadi segera
setelah terciptanya alam semesta yaitu bahwa Big Bang memuntahkan gas yang super panas yang bersama-sama menggumpal untuk membentuk materi.
"Dalam kejadian-kejadian pertama alam semesta, material tersebut
sebenarnya bersifat seperti cairan yang sangat padat," jelas Dr. David
Evans yang merupakan seorang fisikawan partikel di Universitas
Birmingham yang merupakan pemimpin penyelidik dalam eksperimen tersebut.
"Hasil temuan ini memberitahukan kita tentang evolusi awal alam semesta
yang secara tak terelakkan akan memiliki implikasi terhadap bentuknya
saat ini.
"Kami harus melakukan lebih banyak analisis serta memberikan lebih
banyak pemikiran untuk memahami hal ini, tapi hasil ini benar-benar
mengagumkan."
Hasil tersebut merupakan hasil pertama yang dikeluarkan oleh kelompok
multinasional yang terdiri lebih dari 1.000 peneliti yang bekerja dalam
eksperimen dengan Large Hadron Collider yang dimulai dua minggu lalu.
Mereka menggunakan akselerator partikel untuk menghancurkan atom-atom
timah hitam bersama-sama dalam sebuah detektor yang dikenal sebagai ALICE
untuk menciptakan "big bang mini" yang dianggap bisa meniru kondisi
yang ada dalam pecahan detik setelah alam semesta diciptakan.
Bola-bola api sangat kecil yang tercipta di dalam akselerator partikel
sepanjang 27,3 km yang dikuburkan sedalam 5,2 km di bawah perbukitan
kaki gunung Alpen di sekitar perbatasan Swiss dan Perancis, mencapai
lebih dari 10 trilyun derajat centigrade untuk seperseikian detik.
Pada temperatur ini atom-atom dan partikel-partikel yang membangunnya
meleleh ke dalam bagian-bagian unsur pokoknya yang dikenal sebagai kuark
dan gluon.
Pada umumnya para fisikawan meyakini bahwa pada temperatur tinggi yang dihasilkan setelah Big Bang,
energi yang secara normal mengikat kuark dan gluon bersama-sama akan
melemah secara signifikan yang menghasilkan material yang bersifat mirip
dengan gas.
Penelitian sebelumnya lima tahun lalu di Relativistic Heavy Ion Collider
di Upton, New York berhasil menciptakan temperatur empat trilyun
derajat dan menunjukkan bahwa dalam temperatur ini plasma kuark-gluon
mirip dengan cairan, tapi banyak yang menduga bahwa ketika temperatur
meningkat, plasma tersebut akan menjadi serupa dengan gas.
Namun penemuan terakhir CERN menunjukkan bahwa ini bukanlah hal
yang sebenarnya dan hasilnya diharapkan mengubah pemikiran konvesional
dalam fisika ketika para ilmuwan mencoba mencari tahu mengapa plasma
kuark-gluon tidak bersifat seperti yang diprediksi.
Dr. Evans mengatakan: "Teori-teori tersebut menunjukkan bahwa energi
yang menahan kuark mulai melemah pada suhu sesaat setelah Big Bang dan
kuark akan bergerak dengan bebas seperti gas.
"Kami menemukan bahwa energi kuat yang menahan kuark masih tetap menjaga
sebagian besar kekuatannya bahkan pada temperatur tinggi ini. Kuark
masih berinteraksi satu sama lain lebih jauh dari dugaan kita.
"Hasil ini akan membantu kami lebih memahami tentang periode misterius
sebelum proton-proton dan neutron-neutron terbentuk pada awal alam
semesta."
Professor Brian Cox yang merupakan fisikawan partikel di Universitas Manchester dan presenter seri Wonders of the Universe BBC
yang tidak lama lagi akan disiarkan mengatakan bahwa penemuan tersebut
membuka banyak pertanyaan tentang rupa awal alam semesta.
Dia mengatakan: "Mereka menggunakan berbagai metafora untuk menjelaskan
bagaimana rupanya karena bentuknya tidak akan seperti cairan apapun yang
biasa kita kenal."
"Mereka membicarakan tentang kekuatan interaksi antar kuark dan
bagaimana partikel-partikel ini berperilaku bersama-sama.
Partikel-partikel ini harus berinteraksi lebih kuat dari yang diduga dan
oleh karena itu bersifat seperti cairan.
"Eksperimen ini menyediakan aturan energi baru bagi kita dan oleh sebab
itu melihat sifat yang tak terduga sangat menyenangkan. Penemuan ini
sangat menarik."
from : http://sainspop.blogspot.com/
Rabu, 08 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar