T-rex sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan seekor pemakan
bangkai lamban zaman Krateseus yang ekor panjangnya hanya berfungsi
sebagai penyeimbang berat bagian depan kepalanya yang besar.
Foto: Wikimedia
Kemampuan atletis T-rex (serta bagian belakangnya) direkonstruksi
oleh Scott Persons yang merupakan lulusan Universitas Alberta.
Penelitian luasnya menunjukkan bahwa otot ekor yang sangat kuat
menjadikan karnivora raksasa tersebut salah satu pemburu tercepat di
masanya.
Seperti yang dikutip Science Blog (15/11/10), Persons mengatakan,
"bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, T-rex menyimpan lebih dari
sekadar rongsokan di ekornya."
Persons yang menggeluti bidang paleontologi tersebut memulai
penelitiannya dengan membandingkan ekor reptil modern seperti buaya dan
biawak komodo dengan ekor T-rex. Dari semua hewan dalam
penelitiannya, Persons menemukan bahwa otot terbesar di bagian ekor
melekat pada tulang kaki bagian atas. Otot kaudofemoralis ini
menyediakan tenaga gerak yang memungkinkan pergerakan cepat ke arah
depan.
Namun, Persons menemukan bahwa T-rex memiliki satu perbedaan penting pada struktur ekornya.
Ekor T-rex maupun hewan modern lainnya diberi bentuk serta kekuatan oleh
tulang-tulang rusuk yang melekat pada tulang punggung. Persons
menemukan bahwa tulang-tulang rusuk pada ekor T-rex terletak lebih ke
bagian atas ekor tersebut. Hal tersebut menyisakan lebih banyak ruang
pada bagian bawah ekor untuk perkembangan dan pembesaran otot
kaudofemoralis. Tanpa tulang-tulang rusuk yang membatasi ukuran otot
kaudofemoralis, otot tersebut menjadi pembangkit tenaga kuat yang
memungkinkan T-rex berlari.
Pengukuran luas oleh Persons terhadap tulang-tulang T-rex serta
pemodelan komputer menunjukkan bahwa penaksiran sebelumnya terhadap
massa otot dinosaurus ditaksir lebih rendah sekitar 45 persen.
Hal tersebut menyebabkan para peneliti T-rex sebelumnya meyakini bahwa
hewan tersebut kekurangan massa otot yang diperlukan untuk berlari yang
oleh karenanya membatasi kemampuan memburunya. Kekurangan
kecepatan membatasi peran T-rex hanya sebagai hewan pemakan bangkai saja
yang hanya mampu bertahan hidup dengan cara memakan hewan yang dibunuh
oleh predator lainnya.
Untuk hal kecepatan T-rex persisnya, para peneliti mengatakan
bahwa hal tersebut sulit diukur, tapi Persons mengatakan bahwa hewan
tersebut sepertinya bisa mengejar dan menangkap hewan lainnya dalam
ekosistemnya.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Anatomical Record.
from : http://sainspop.blogspot.com/
Rabu, 08 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar